Rahmat dan ridha Allah ini diraih dengan mentaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Sampai Rasulullah pun tidak berani menjamin seseorang masuk surga. Sebab yang menentukan orang itu bisa masuk surga atau neraka adalah Allah.
Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada seorang pun dari kalian yang amalnya bisa menyelamatkan dirinya”. Lantas para sahabat bertanya: “Termasuk engkau juga tidak bisa menyelamatkan?”. Beliau menjawab: “Aku juga tidak bisa menyelamatkan, kecuali bila Allah melimpahkan ampunan dan rahmatNya”.
Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada amal seorang pun yang bisa memasukannya ke surga”. Lalu ditanyakan: “Engkau juga tidak bisa memasukan ke surga?”. Beliau menjawab: “Aku juga tidak bisa, kecuali dengan limpahan rahmat Tuhanku”.
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada amal saleh seorang dari kalian yang bisa menyebabkan masuk surga”. Para sahabat bertanya: “Dan engkau juga tidak bisa, Ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Aku juga tidak bisa, kecuali bila Allah melimpahkan anugrah dan rahmatNya”.
Jabir berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Amal saleh seorang dari kalian tidak bisa menyebabkan memasukan ke surga, dan tidak bisa menyebabkan terlempar ke neraka. Aku juga tidak bisa, dengan rahmat dari Allah”.
Abdurrahman bi Auf mendapat hadist dari Aisyah r.a.istri Nabi saw, ia berkata: Rasulullah saw pernah bersabda:
"Istiqomahlah kalian, bertaqarrublah kalian dan bergembiralah kalian, sesungguhnya tidak ada amal seorang pun yang bisa menyebabkan masuk surga”. Para sahabat bertanya: “Termasuk engkau juga tidak bisa Ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Aku pun tidak bisa, kecuali bila Allah melimpahkan rahmatNya. Karena itu beramallah kalian, sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah yang langgeng meskipun sedkit”."
Dengan demikian, seseorang tidak bisa mengandalkan amal ibadahnya sebagai jaminan bahwa dirinya nanti pasti masuk surga. Hanya rahmat dan ridha Allah-lah yang bisa memasukkannya ke surga.
Oleh karena itu, dalam setiap menjalankan amal ibadah supaya didasari keikhlasan, semata-mata mencari ridha Allah, tidak karena yang lain. Sebab bila yang dicari itu surga dapat menjebak seseorang terjerumus dalam perbuatan riya’ dan takabbur.
Sumber : http://triadtz.blogspot.com/2010_06_01_archive.html
(Hadits Qudsi) Tiga Kelompok Pertama yang Masuk Neraka – Muhyiiddiin Ibn ‘Arabi
Hr. ath-Thirmidzi.
Rasulullaah Muhammad saw. bersabda,
Ketika Hari Perhitungan tiba, Allah Ta’ala turun kepada manusia untuk mengevaluasi mereka. Setiap anggota kelompok spiritual akan berlutut dalam ketakberdayaan. Manusia pertama yang dipanggil adalah mereka yang mengajarkan al-quran. Manusia kedua adalah mereka yang mati di jalan Allah, sedangkan ketiga adalah mereka yang melimpah ruah hartanya. Allah pun mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada yang tiga pertama.
Kelompok Pertama
“Bukankah Aku telah mengajarkan kepadamu hikmah-hikmah dan pengetahuan yang berasal dari qalb para utusan-Ku?”
“Ya, Tuhanku.”
“Adakah perilaku lahir batinmu sesuai dengan hikmah dan pengetahuan yang telah engkau ketahui itu?”
“Aku melaksanakannya selalu, Tuhan.”
“Kau berdusta kepada-Ku, dan para malaikat pun akan melaporkan, ‘Kau berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau suka dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Orang ini pengajar al-quran’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.“
Kelompok Kedua
“Bagaimana engkau mati di jalan-Ku? Dengan cara seperti bagaimana?”
“Wahai, Tuhan, Engkau perintahkan aku untuk berperang dan aku mati karena mengikuti perintah-Mu.”
“Kau berdusta, dan para malaikat pun akan melaporkan, ‘Kau telah berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau suka dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Orang ini begitu luar biasa keberaniannya’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.”
Kelompok Ketiga
“Apakah telah Aku berikan kepadamu harta yang sangat banyak sehingga tiada pernah engkau meminta-minta kepada orang lain?”
“Benar, Tuhanku.”
“Lalu, apa yang telah kau lakukan dengan pemberian-Ku itu?”
“Aku menguatkan ikatan/ hubungan kekeluargaan (silaturahiim menurut umum) dan berinfaq.”
“Kau berdusta, dan para malaikat akan melaporkan, ‘Kau telah berdusta’.”
Allah melanjutkan, “Kau senang dengan kata-kata semua orang tentangmu, ‘Betapa dermawannya orang ini’. Dan ketahuilah, hadiah bagimu dicukupkan dengan hal demikian.”
Rasulullaah Muhammad saw. memukul lututku dan berkata kepadaku, “wahai, Abu Hurayrah, ketiga kelompok ini adalah mereka pertama yang akan dimasukkan ke dalam api neraka.”
Sumber lain : http://dwiafrianti.wordpress.com/category/muhyiiddiin-ibn-arabi/
Wallahu a’lam bish-shawabi... (hanya Allah yang Mahatahu Kebenarannya)
Catatan ini kami tujukan untuk kami pada khususnya
dan untuk semua pembaca pada umumnya...
Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini...
Itu hanyalah dari kami...
dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan...
Semoga Allah SWT. memberi kekuatan untuk kita amalkan... Amin
Wassalam...
Semoga Bermanfaat dan bisa kita ambil hikmahnya... Amin
Silahkan COPY atau SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat...
Benar sekali, memang seperti itulah. Ngomong2 masalah tidak mengandalkan amal, ada pengajiannya bang admin, coba cek di blog ane, semoga manfaat, amiiinnn. Sya tunggu kunjungan baliknya....
ReplyDeleteDownload Pengajian