Pages


Monday, December 3, 2012

KISAH SEEKOR ULAT DENGAN NABI DAUD A.S

Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.
Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya, "Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?"

Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S. "Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca 'Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar' setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca 'Allahumma solli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim' setiap malam sebanyak 1000 kali.
Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S. "Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?"
Akhirnya Nabi Daud menyedari akan kesilapannya kerana memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T.
Begitulah sikap para Nabi A.S. apabila mereka mentedari kesilapan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Allah S.W.T. Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa sahaja makhluk Allah yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

Tuesday, November 27, 2012

Tentera Aneh Berseragam Putih Turut Berperang di Gaza



Kejadian ini berlaku pada tahun 2009,

Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestin. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki disoal mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

ketika disoal-siasat tentera yahudi, sebagaimana ditulis laman Filisthin Al Aan (25/1/2009), memaparkan cerita seorang mujahidin al-Qassam, lelaki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentera itu malah marah dan memukulnya hingga lelaki malang itu pengsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap kali ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestin di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Pemandunya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? pemandu malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma pemandu ambulan.”

Akan tetapi tentera Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?”

Si pemandu pun kebingungan, kerana ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawapan satu-satunya yang ia miliki.

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah tersusun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis.” Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena risau keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.
Saksi tentera Israel ...

Cerita tentang “Tentera berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestin atau warga Gaza. Beberapa orang pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.

laman web al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentera berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada tentera Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Tidak diketahui dari mana asalnya, bila munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang tentera Israel lainnya mengatakan,
“Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan janggut panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”


Adakah pasukan berbaju putih itu adalah MALAIKAT bantuan Allah, sebagaimana Allah telah membantu dalam perang Badar dalam Al Quran?
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut".(QS 8 : 9)
Suara Tak Bersumber ...

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah periuk api yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah periuk api. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak tentera Israel mati serta merta. Sebahagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh ...

Satu kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat pengintip Israel mengesan mereka. Bom pun langsung digugurkan ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Bukan sekadar melewati, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul tepat di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, “Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Kisah Nafsu Yang Degil Pada Perintah Allah



Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahawa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan
akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud Wahai akal mengadaplah engkau. Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T, kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud Wahai akal berbaliklah engkau!, lalu akal pun berbalik.

Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud Wahai akal! Siapakah aku? Lalu akal pun berkata, Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah.
Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau.
Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud Wahai nafsu, mengadaplah kamu!.

Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud Siapakah engkau dan siapakah Aku. Lalu nafsu berkata,Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau.

Setelah itu Allah S.W.T menyeksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud Siapakah engkau dan siapakah Aku. Lalu nafsu berkata, Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau.

Lalu Allah S.W.T menyeksa nafsu itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud Siapakah engkau dan siapakah Aku. Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku.

Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahawa dengan sebab itulah maka Allah S.W.Tmewajibkan puasa.
Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahawa nafsu itu adalah sangat jahat oleh itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.

TV PENDIDIKAN ISRAEL AJAR BUDAK BENCI ISLAM


TV Pendidikan Israel Ajar Budak Benci Islam - Bercakap mengenai kekejaman Israel kepada umat Islam, pastinya ia tidak akan pernah berakhir.

Sejak bertahun-tahun, um

at Islam yang sering menjadi mangsa adalah rakyat Palestin.Setiap saat dan detik, kehidupan rakyat di sana tidak pernah tenteram. Setiap waktu kehidupan mereka dihantui dengan bunyi tembakan dan bedilan bom.
Tindakan tentera Israel yang melancarkan serangan udara di Tebing Gaza mencetuskan kemarahan seluruh rakyat di seluruh dunia.

Apakah mereka tidak punyai perasaan perikemanusian?
Persoalan yang sering kita terfikir, punca dan sebab apakah yang membuatkan Israel terlalu kejam dan bencikan kepada orang Islam?


Hakikatnya, itulah realiti yang tidak pernah berkesudahan yang Israel akan terus bertindak kejam terhadap umat Islam kecuali ditakdirkan oleh Allah S.W.T suatu hari nanti umat Islam akan menang dalam pertempuran menentang kaum Yahudi.
Malah, sejak dahulu lagi, Israel telah menyemai perasaan kebencian dalam rakyat mereka.

Percaya atau tidak, benih kebencian itu diajar sejak rakyat mereka masih kecil lagi.
Pada tahun 1996, Israel telah menerbitkan satu rancangan pendidikan yang mengajar kanak-kanak untuk membenci umat Islam.

Stesen itu adalah Televisyen Israel Channel 1 di mana guru dalam rancangan itu mengajar kanak-kanak menyanyikan lagu yang berunsurkan kebencian.

Liriknya adalah, “Makanan paling sedap daging orang Arab, minuman paling sedap darah orang Islam”

Setiap ajaran kebencian yang mereka taburkan kepada kanak-kanak Israel diajar dengan penuh rasa kegembiraan.

9 Sebab Israel Mahukan Gencatan Senjata Lebih Awal



Bagaimana tentera zionis meratap kematian…

Israel terpaksa mendesak pihak ke 3 agar diadakan gencatan senjata awal setelah mereka mengganas selama ‘hanya’ 8 hari dan telah mengorbankan ‘hanya’ 161 syuhada’ rakyat Palestin.

Sedangkan serangan Gaza 2008-2009 berlangsung selama 22 hari dan telah mengorbankan lebih 1450 orang rakyat Palestin di Gaza.


Apa tidaknya ?

1-Roket al Qassam menemui sasaran strategiknya sehingga ke Tel Aviv dan Jerusalem (74 km) sedangkan kemampuan roket ini hanya 40-50 km pada tahun 2009.

2-Ben Gurion International Airport terpaksa memberhentikan operasinya selama beberapa hari disebabkan roket al Qassam

3-Roket juga telah memaksa warga penjajah Israel tinggal di bawah tanah dengan ketakutan selama 8 hari dan operasi kerja harian kerajaan dan swasta dibatalkan sepanjang 8 hari yang lalu.
israel f16 Igauan Israel menjadi realiti...

Jet pejuang F16 adalah di antara habuan roket al Qassam

4-Buat kali pertama, roket al Qassam juga berjaya menjatuhkan jet pejuang F16 bersama juruterbangnya ke perairan Gaza. Ini adalah kali pertama dalam sejarah perang Israel.

5-Roket al Qassam juga berjaya menjatuhkan helikopter Apache, drone dan berjaya mensasarkan kapal perang Israel sebagai destinasi roket ini.

6-Unit R & D IDF telah mendapati bahawa roket al Qassam yang sampai ke Tel Aviv adalah buatan tempatan (bukan dari Iran dsb). Ini membuktikan kemampuan unit R & D al Qassam mengeluarkan roket mereka sendiri.

7-Iron-Dome yang merupakan sistem penangkis peluru berpandu yang tercanggih Israel (dengan bantuan US) hanya berjaya menangkis 20-25 % daripada lebih 1400 roket al Qassam yang sampai ke Israel.

8-Israel terpaksa menggesa gencatan senjata terlebih awal miski pun Briged al Qassam baru menggunakan kira-kira 15 % daripada keseluruhan roket yang dipersiapkan kali ini.

9-Keterlibatan Mesir dan Turki yang memberikan sokongan secara terbuka kepada Palestin amat menakutkan Israel miski pun mereka belum memberikan sokongan ketenteraan kepada Palestin. Apatah lagi sekiranya negara-negara Arab dan negara umat Islam yang lain turut memberikan sokongan kepada mereka.
Ingatilah firman Allah swt :
Surah al-Imran ayat 54

“Dan Mereka Merancang(tipu daya),Allah juga merancang(membalas tipu daya),Dan ALLAH sebaik-baik Perancang(membalas tipu daya)”

Subhanallah, alhamdulillah, Allah akbar….

Wednesday, September 19, 2012

Kisah Seram Ustaz Dan Isteri Derhaka

Seorang ustaz telah didatangi oleh teman lamanya dan terungkaplah kisah seram seorang isteri derhaka. Semoga kejadian ini menjadi iktibar kepada semua.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Kisah Seram Ustaz Dan Isteri Derhaka – Akibat Bagi Suami Makan Darah Haid Dan Air Mani | Kalau dulu kita telah mebaca tentang Kisah Seram Ustaz Di Bilik Mayat (LINK) dan Kisah Pramugari Koma Di Tanah Suci (LINK) yang menceritakan tentang akibat bagi orang yang tidak solat. Kisah terbaru ini pula diceritakan oleh Ustaz Nahrawi (bukan nama sebenar) tentang kisah isteri derhaka seorang rakannya yang bernama Arifin (bukan nama sebenar). Semoga dapat kita ambil iktibar dan tauladan. Benar atau tidak kisah ini, hanya Allah sahaja yang tau. Apa yg lebih penting, kita ambil iktibar dan pengajaran daripada kisah ini..



Gambar hiasan: Rupa isteri derhaka yang sudah berubah menjadi hodoh.


Lama benar saya tidak berjumpa dengan Ariffin. Rasanya sudah lebih Tujuh tahun sejak kawan lama saya itu di arahkan mengajar di Johor. Kerana itulah, apabila dia datang ke pejabat saya pagi itu, saya Merasa terlalu seronok.
“Eh, makin kurus nampak. Diet ke?” kata saya setelah mempersilakannya Duduk.
“Tak adalah. biasa la cikgu, kan sekarang ni macam-macam kerja. Kurikulumlah, kokurikulumlah, sukanlah. badan gemuk pun boleh jadi Tinggal tulang,” balas Arifin.

“Tengok ni ustaz, baju pun dah menggelebeh. Seluar pun longgar,” Tambah Arifin sambil menarik lengan baju untuk menunjukkan betapa Kurusnya dia dan besarnya baju yang di pakai.
Selepas bertanya itu ini dan mengusiknya serba sedikit, saya bertanya Arifin tentang hajatnya datang menemui saya. Yalah, tiba-tiba saja Muncul, pasti ada hajat yang hendak di sampaikan.

“Orang rumah saya sakitlah, ustaz”, kata Arifin.
“Patutlah aku tengok engkau lain macam aja tadi. Ketawa pun hendak Tak hendak. Sakit apa?” saya bertanya. Agak lambat Arifin menjawab. Dia menarik nafas, kemudian meraup muka dan seterusnya bersandar di Kerusi. Setelah itu disorotnya mata saya dalam-dalam.
“Entahlah.” katanya perlahan,

” Lima tahun lalu tiba-tiba saja badan dia melepuh-lepuh. Di kaki, Paha, perut, dibelakang. penuh dengan lepuh macam orang terkena air Panas,”kata Arifin.
Tambah kawan lama saya itu, dia telah membawa isterinya, Niza, ke Serata hospital dan klinik, namun ubat yang di beri oleh doktor tidak Dapat melegakan penyakitnya.

“Sakit apa, doktor pun tak tau,”tambahnya.
“Dah pergi berubat kampung?”saya bertanya.
“Dah,tapi macam biasalah. bomoh, cakap kena buat orang, terceroboh Kawasan orang bunian., sampuk. macam-macam lagi. Duit banyak habis, Masa terbuang, tapi sakitnya tak juga sembuh,” jelas Arifin.
Malah, kata kawan saya itu, lepuh-lepuh menjadi bertambah banyak pula Hingga tubuh isterinya yang langsing menjadi sembab. Wajahnya yang Cantik juga berubah murung, kusut
“Itu masih tak mengapa ustaz. Yang menambahkan kebimbangan saya, Setelah beberapa lama, lepuh-lepuh itu bertukar pula jadi gerutu dan Berbintil-bintil macam katak puru,” tambah Arifin.
Akibatnya, sekali lagi Niza menderita kerana selepas tubuhnya hodoh Akibat sembab, seluruh kulitnya yang dulu licin menjadi jelik. Dari tangan, bintil-bintil kecil dan besar seperti bisul tumbuh merata, kaki hingga ke muka.
Disebabkan penyakit itu, kawan-kawan yang datang melawat terkejut kerana hampir tidak mengenalinya lagi. Akibatnya, Niza terpaksa berhenti kerja. Dia malu untuk berhadapan dengan kawan sepejabat.
Memang ada yang bersimpati tapi ada juga yang mengejek. Ramai yang menyindir di belakang, tapi ada juga yang tanpa rasa bersalah mengaibkannya secara berhadapan.

Dua tiga tahun berlalu, penyakit Niza bertambah parah. Sehelai demi sehelai rambutnya gugur hingga hampir botak. Rambut yang lembut mengurai menjadi jarang hingga menampakkan kulit kepala yang memutih. Keadaannya itu sangat menyedihkan kerana usia awal 30an, rambutnya seperti wanita berumur 90an. Seperti daun getah luruh di musim panas, semakin hari semakin banyak rambut Niza gugur. Dalam waktu yang sama, kuku tangan dan kakinya juga menjadi lebam. Daripada biru, ia bertukar kehitaman seperti di penuhi darah beku.

“Tiap hari, dia termenung. Dia mengeluh, kenapalah dia sakit macam ni. Kenapa dia, bukan orang lain? Apa salah dia? Kasian betul saya tengok,” kata Arifin. Wajahnya sayu
“Hidup kami pun jadi tak terurus macam dulu”.

Di sebabkan doktor tempatan gagal menyembuhkan penyakit Niza, Arifin membawa isterinya ke Singapura. Hampir sebulan mereka di sana dan banyak wang di habiskan namun pulang dengan hati kecewa. Doktor di negara itu juga tidak dapat mencari penawar keadaan penyakit berkenaan.

“Sekarang ni, keadaan isteri saya dah bertambah teruk. Bila malam saja dia meraung, meracau dan menangis-nangis. Jadi, saya harap ustaz dapatlah tolong serba sedikit sebab dah habis ikhtiar saya mengubatnya cara moden,”tambah Arifin.

“InsyaAllah.” Balas saya.
Tapi saya mula terasa pelik. Perasaan ingin tahu mula bercambah kerana berdasarkan pengalaman, kata-kata yang diluahkan semasa seseorang yang meracau dapat membantu kita merawatnya. Ini kerana semasa meracau itulah dia meluahkan segala yang terbuku di hati.
“Apa yang dia cakap masa meracau tu?”
“Macam-macam ustaz. tapi ada waktunya dia minta ampun maaf daripada saya. Saya tanya kenapa? . Dia tak cakap, Cuma minta maaf saja. Yalah. orang dah sakit memang macam tu,”kata Arifin.
Saya cuma mendiamkan diri. Mengiakan tidak, menggeleng pun tidak. Setelah berbincang lama, dia meminta diri . Sebelum pulang, saya berjanji untuk ke rumah Arifin pada malam esoknya.
“Datang ya, ustaz . Saya tunggu,”katanya sambil mengangkat punggung.
Dia kemudiannya melangkah lemah meninggalkan pejabat saya. Seperti yang dijanjikan, saya sampai ke rumahnya selepas isyak.
“Jemput masuk ustaz,”Arifin memperlawa sambil membawa saya ke sebuah bilik.
“Dia baring dalam bilik ni. Ustaz jangan terkejut pula tengok muka dia. Orang rumah saya ni sensitif sikit,” bisiknya sebelum kami masuk ke bilik berkenaan.
Sebaik pintu di buka, kelihatan seorang wanita berselimut paras dada terbaring mengiring mengadap ke dinding.
“Za. Ni Ustaz Nahrawi datang,”kata Arifin perlahan sambil memegang bahu isterinya. Dengan lemah, Niza menoleh. MasyaAllah memang keadaan Niza sangat menyedihkan . Wajahya penuh dengan bintil-bintil yang menggerutu. Matanya terperosok ke dalam manakala tulang pipi membojol seperti bongkah batu yang membayang dipermukaan tanah. Badannya pula kurus cengkung dan kepala separuh botak menandakan dia sudah lama menderita. Niza cuma tersenyum tawar memandang saya. Saya dekati dia dan selepas lima minit meneliti keadaannya, saya panggil Arifin ke sudut bilik.
Dengan suara separuh berbisik, saya bertanya;”Pin, saya nak tanya sikit, tapi sebelum tu minta maaflah kalau nanti awak tersinggung”.
“Tak adalah,ustaz. Tanyalah, saya tak kisah,” jawab Arifin.
“Err,. dari mana datangnya bau yang.” soal saya, tapi tak sanggup nak menghabiskannya. Bau yang saya maksudkan itu agak busuk.
“Ooo. mmm, dari alat sulit dia,”kata Arifin perlahan.
“Keluar lendir bercampur nanah.”
Saya tidak memanjangkan lagi topik itu kerana tidak mahu memalukan Arifin dan isterinya. Lagi pun tidak manis untuk bertanya tentang hal- hal yang seperti itu.
Sebelum kami duduk semula di sisi Niza, saya memberitahu Arifin, kadangkala di timpa penyakit sebegini sengaja di turunkan balasan oleh Allah kerana ada melakukan dosa atau derhaka kepada ibu atau bapa. Lantas saya bertanya, adakah Niza sudah meminta ampun daripada ibu bapanya.
“Sudah ustaz. Dengan emak dan ayah nya saya pun sudah.”
“Kalau macam tu, baguslah,”kata saya.
Setelah merawat Niza dengan doa dan ayat yang dipetik dari al-Quran, saya meminta diri. Sebelum itu saya nasihatkan Arifin dan Niza serta keluarga mereka supaya bersabar dengan ujian Allah.
“Sama-samalah kita berdoa supaya dia sembuh,” kata saya sebelum meninggalkan rumah Arifin.
Sudah ketentuan Allah, rupa-rupanya keadaan Niza menjadi bertambah parah. Perkara ini saya ketahui apabila Arifin menghubungi saya beberapa minggu kemudian. Menurut kawan saya itu, isterinya kini kian teruk racaunya.
Memang benar. Bila saya menziarahnya petang itu, Niza kelihatan semakin tenat. Sekejap-sekejap dia meracau yang bukan-bukan. Malah saya pun tidak dikenalinya lagi.
Sebelum pulang saya menasihatkan Arifin supaya melakukan solat hajat memohon ke hadrat Ilahi supaya menyembuhkan isterinya. Nasihat saya itu dipatuhi namun beberapa hari kemudian Arifin menalifon lagi. Kali ini suaranya lebih sedih, seperti hendak menangis.
“Ustaz,”katanya,
“Sekarang barulah saya tau kenapa dia jadi macam tu ustaz
“Kenapa?”pantas saya bertanya…
“Sejak dua tiga malam lepas, dia minta ampun daripada saya dan ceritakan segala-galanya”. Arifin menyambung ceritanya;
Malam itu saya terkejut sebab semasa meracau isteri saya minta ampun kerana telah mengenakan ilmu kotor kepada saya. Kata Niza, dia telah memasukkan darah haid dan air maninya ke dalam makanan saya.
Saya tanya “Kenapa?”
Dia jawab, supaya ikut kata-katanya dan tak cari perempuan lain.
“Tambah saya kesal, selepas itu dia meminta ampun pula kerana telah berlaku curang kepada saya. Kata Niza, dia lakukan perbuatan tu selepas saya ditundukkan dengan ilmu hitam.”
Saya tanya, masa bila awak buat? Dia jawab semasa ketiadaan saya, tidak kira lah semasa saya bertugas di luar daerah. Semasa keluar seorang diri, dia telah membuat hubungan sulit dengan beberapa lelaki.
“Niza sebutkan nama lelaki-lelaki itu, tapi saya tak kenal. Kata Niza, hubungan mereka bukan setakat kawan saja, malah sudah ke tahap zina. Kerana itu dia minta berbanyak-banyak ampun daripada saya.
Dia minta saya maafkan.”Saya tak sangka betul, ustaz. Madu yang saya beri, racun yang dibalasnya. Patutlah selama ini bila berdepan dengan dia saya jadi hilang pertimbangan. Saya jadi lemah, rasa diri saya kerdil, takut nak membantah. Sudahlah begitu, dia jadi perempuan.” Kata Arifin tanpa sanggup menghabiskan kata-katanya. Termenung saya mendengar ceritanya itu.
Tidak saya sangka Niza sanggup berkelakuan demikian kerana Arifin bukan orang sebarangan. Arifin berpelajaran agama dan setia kepada isterinya. Budi bahasa pun elok.
“Kalau sudah begitu bunyinya, saya rasa awak maafkanlah dia,”kata saya.
Selain itu saya mencadangkan kepada Arifin supaya merelakan isterinya pergi.
Kata saya, mungkin nyawa isterinya itu terlalu sukar meninggalkan jasad kerana dia mahukan keampunan daripada suaminya terlebih dahulu.”
Lagipun, dia sudah terlalu menderita, sampai badan tinggal tulang, kepala pun dah nak botak. Doktor pula sudah sahkan penyakit dia tidak dapat disembuhkan lagi. Jadi, pada pandangan saya, daripada dia terus azab menanggung seksaan sakaratulmaut, adalah lebih baik kalau awak relakan saja dia pergi.
Saya tau ia susah nak di buat, tapi keadaan memaksa.”
“Ampunkan dia?” Arifin bertanya balik.
“Dia dah derhaka dengan saya, buat tak senonoh dengan lelaki lain, kenakan ilmu sihir kepada saya, ustaz mau saya maafkan dia?”tingkah Arifin dengan suara yang agak keras.
Mungkin dia terkejut.
“Ya. dia pergi dengan aman dan awak pula dapat pahala,” jelas saya. Saya terus memujuknya supaya beralah demi kebaikan isterinya. Saya katakan, yang lepas itu lepaslah. Lagi pun Niza sudah mengaku dosanya, jadi adalah lebih baik Arifin memaafkannya. Mungkin dengan cara itu Niza akan insaf dan meninggal dengan mudah.
“Takkan awak nak biarkan dia menderita? Awak nak pukul dia? Maki dia? Tak ada gunanya. Maafkan saja dia dengan hati yang benar-benar ikhlas,” jelas saya.
Setelah puas memujuk, akhirnya Arifin mengalah juga. Lalu saya nasihatkan supaya dia bacakan surah Yasin tiga kali dan ulangkan ibu Yasin (salaamun qaulam mirrabir rahim) sebanyak tujuh kali.
“Buat malam ni juga. Lepas itu tunaikan solat,” kata saya. Seminggu kemudian Arifin menelefon saya. Dengan sedih beliau memaklumkan isterinya sudah meninggal dunia. Tambah kawan saya itu, Niza pergi tanpa sesiapa sedari kerana ketika itu dia sedang menunaikan solat Isyak. Bila kembali, dia lihat isterinya tidak bernyawa lagi.
“Tapi Alhamd ulil lah, sebelum pergi dia sempat minta ampun daripada saya sekali lagi kerana menderhaka. Marah, memang marah, tapi bila dia pegang tangan saya sambil menangis dan kemudian minta ampun, tidak sanggup juga rasanya untuk membiarkan dia pergi dalam keadaan tanpa kemaafan daripada saya. Ustaz, saya dah ampunkan dia.
“Namun demikian, kata Arifin, lendir dan nanah busuk masih lagi mengalir daripada alat kelamin Allahyarham isterinya itu sehinggalah mayatnya dikebumikan.
Kepada wanita, kutiplah pengajaran dari cerita ini. Kepada lelaki, hati-hatilah dalam memilih isteri, jangan pandang hanya pada rupa. Wallahualam.

Tuesday, September 18, 2012

KISAH BENAR | ANAK DERHAKA DI SANDAKAN



Spend ckit masa baca citer ni..ambik iktibar dari kejadian yg terjadi & Hairan saya melihat beberapa orang kampung berkumpul di kedai pada tengah hari itu. I September 1994. Serius mereka berbual hingga dahi berkerut-kerut. Lepas seorang bercerita yang lain menggeleng -gelengkan kepala.
Pasti ada sesuatu yang ‘besar’ sedang mereka bincangkan, kata saya di dalam hati . Setelah injin motosikal di matikan, saya berjalan ke arah mereka.
” Bincang apa tu ? Serius aku tengok,” saya menyapa.

” Haaa… Din, kau tak pergi tengok budak perempuan tak boleh keluar dari kubur emak dia ?” kata Jaimi, kawan saya.
” Budak perempuan ? Tak boleh keluar dari kubur ? Aku tak faham bah,” jawab saya. Memang saya tak faham kerana lain benar apa yang mereka katakan itu.
” Macam ni,” kata Jaimi, lalu menyambung, ” di kubur kat kampung Batu 10 tu, ada seorang budak perempuan tolong kebumikan emak dia, tapi lepas itu dia pula yang tak boleh keluar dari kubur tu. Sekarang ni orang tengah nak keluarkan dia… tapi belum boleh lagi “.
” Kenapa jadi macam tu ? ” saya bertanya supaya Jaimi bercerita lebih mendalam. Patutlah serius sangat mereka berbual..
Jaimi memulakan ceritanya. Kata beliau, memandangkan semalam adalah hari kelepasan semperna Hari Kebangsaan, budak perempaun berumur belasan tahun itu meminta wang daripada ibunya untuk keluar bersama kawan-kawan ke Bandar Sandakan. Bagaimana pun, ibunya yang sudah berusia dan sakit pula enggan memberikannya wang.
” Bukannya banyak, RM 20 aja mak !” gadis itu membentak.
” Mana emak ada duit. Mintak dengan bapa kamu,” jawab ibunya, perlahan. Sambil itu dia mengurut kakinya yang sengal. Sudah bertahun-tahun dia mengidap darah tinggi, lemah jantung dan kencing manis.
” Maaak… kawan-kawan semuanya keluar. Saya pun nak jalan jugak,” kata gadis itu.
” Yalah, mak tau… tapi mak tak ada duit,” balas ibunya.
” RM 20 aja !” si gadis berkata.
” Tak ada ,” jawab ibunya.
” Emak memang kedekut !” si gadis mula mengeluarkan kata-kata keras.
” Bukan macam tu ta… ” belum pun habis ibunya menerangkan, gadis tersebut menyanggah, katanya, ” Ahhh… sudahlah emak ! Saya tak mau dengar ! “
” Kalau emak ada du… ” ibunya menyambung , tapi belum pun habis kata-katanya, si gadis memintas lagi, katanya ; ” kalau abang, boleh, tapi kalau saya minta duit, mesti tak ada !”
Serentak dengan itu, gadis tersebut menyepak ibunya dan menolaknya ke pintu. Si ibu jatuh ke lantai . ” Saida..Sai.. dddaaa..” katanya perlahan sambil mengurut dada. Wajahnya berkerut menahan sakit.
Gadis tersebut tidak menghiraukan ibunya yang terkulai di lantai. Dia sebaliknya masuk ke bilik dan berkurung tanda protes. Di dalam bilik, di balingnya bantal dan selimut ke dinding. Dan Sementara diluar, suasana sunyi sepi.
Hampir sejam kemudian, barulah gadis tersebut keluar. Alangkah terkejutnya dia kerana ibunya tidak bergerak lagi. Bila di pegang ke pergelangan tangan dan bawah leher , tidak ada lagi nadi berdenyut.
Si gadis panik. Dia meraung dan menangis memanggil ibunya, tapi tidak bersahut. Meraung si gadis melihat mayat ibunya itu. Melaui jiran-jiran, kematian wanita itu di beritahu kepada bapa gadis yang bekerja di luar.
Jaimi menyambung ceritanya ; ” Mak cik tu di bawa ke kubur pukul 12.30 tadi. Pada mulanya tak ada apa-apa yang pelik, tapi bila mayatnya nak di masukkan ke dalam kubur, ia jadi berat sampai dekat 10 orang pun tak terdaya nak masukkannya ke dalam kubur. Suaminya sendiri pun tak dapat Bantu.
” Tapi bila budak perempuan tu tolong, mayat ibunya serta-merta jadi ringan. Dia seorang pun boleh angkat dan letak mayat ibunya di tepi kubur.”
Kemudian gadis berkenaan masuk ke dalam kubur untuk menyambut jenazah ibunya. Sekali lagi beramai-ramai penduduk kampung mengangkat mayat tersebut dan menyerahkannya kepada gadis berkenaan.
Tanpa bersusah payah, gadis itu memasukkan mayat ibunya ke dalam lahad. Namun apabila dia hendak memanjat keluar dari kubur tersebut, tiba-tiba kakinya tidak boleh di angkat . Ia seperti di paku ke tanah. Si gadis mula cemas.
” Kenapa ni ayah ?” kata si gadis. Wajahnya serta-merta pucat lesi.
” Apa pasal,” Si ayah bertanya.
” Kaki Saida ni..tak boleh angkat !” balas si gadis yang kian cemas.
Orang ramai yang berada di sekeliling kubur mula riuh. Seorang demi seorang menjenguk untuk melihat apa yang sedang berlaku.
” Ayah, tarik tangan saya ni. Kaki saya terlekat… tak boleh nak naik,” gadis tersebut menghulurkan tangan ke arah bapanya.
Si bapa menarik tangan anaknya itu, tetapi gagal. Kaki gadis tersebut melekat kuat ke tanah. Beberapa orang lagi di panggil untuk menariknya keluar, juga tidak berhasil.
” Ayah… kenapa ni ?? !! Tolonglah Saida , ayah..” si gadis menangis memandang ayah dan adik-beradiknya yang bertinggung di pinggir kubur.
Semakin ramai orang berpusu ke pinggir kubur. Mereka cuba menariknya beramai-ramai namun sudah ketentuan Allah, kaki si gadis tetap terpasak di tanah. Tangisannya bertambah kuat.
” Tolong saya ayah, tolong saya… kenapa jadi macam ni ayah ? ” kata si gadis sambil meratap.
” Itulah, kamu yang buat emak sampai dia meninggal . Sekarang , ayah pun tak tau nak buat macam mana,” jawab si ayah selepas gagal mengeluarkan anaknya itu.
Dia menarik lagi tangan gadis yang berada di dalam kubur tapi tidak berganjak walau seinci pun. Kakinya tetap terpahat ke tanah.
” Emak… ampunkan Saida emak, ampunkan Saida… ” gadis itu menangis . Sambil itu di peluk dan di cium jenazah kiblat. Air matanya sudah tidak boleh di empang lagi.
” Maafkan Saida emak, maafkan , Saida bersalah, Saida menyesal… Saida menyesal.. Ampunkan Saida emak,” dia menangis lagi sambil memeluk jenazah ibunya yang telah kaku.
Kemudian gadis itu menghulurkan lagi tangannya supaya boleh di tarik keluar. Beramai-ramai tangannya supaya boleh di tarik keluar. Beramai-ramai orang cuba mengeluarkan nya namun kecewa. Apabila terlalu lama mencuba tetapi gagal, imam membuat keputusan bahawa kubur tersebut perlu di kambus.
” Kita kambus sedikit saja, sampai mayat ibunya tak dapat di lihat lagi. Kita tak boleh biarkan mayatnya macam tu aja… kalau hujan macam mana ? ” kata imam kepada bapa gadis berkenaan.
” Habis anak saya ?” tanya si bapa.
” Kita akan terus cuba tarik dia keluar. Kita buat dua-dua sekali, mayat isteri awak di sempurnakan, anak awak kita selamatkan,” balas imam.

Lelaki berkenaan bersetuju. Lalu seperti yang di putuskan, upacara pengebumian terpaksa di teruskan sehingga selesai, termasuk talkinnya. Bagaimana pun kubur di kambus separas lutut gadis saja, cukup untuk menimbus keseluruhan jenazah ibunya.
Yang menyedihkan , ketika itu si gadis masih di dalam kubur. Bila talking di baca, dia menangis dan meraung kesedihan. Sambil itu dia meminta ampun kepada ibunya dengan linangan air mata. Selesai upacara itu, orang ramai berusaha lagi menariknya keluar. Tapi tidak berhasil.
” Bila dah lama sangat, aku balik kejap untuk makan. Dah lapar sangat. Lepas itulah aku singgah ke kedai ni. Lepas ni aku nak ke kubur lagi. Nak tengok apa yang terjadi,” kata Jaimi.
” Aku pun nak pergilah,” kata saya. Lalu kami semua menunggang motosikal masing-masing menuju ke kubur.
Kami lihat orang ramai sudah berpusu-pusu di sana. Beberapa buah kereta polis juga kelihatan di situ. Saya terus berjalan pantas menuju kubur yang di maksudkan dan berusaha menyusup ke celah-celah orang ramai yang sedang bersesak-sesak.
Setelah penat berusaha, akhirnya saya berjaya sampai ke barisan paling hadapan. Malangnya saya tidak dapat melihat gadis tersebut kerana di depan kami telah di buat kepungan tali. Kubur itu pula beberapa puluh meter daripada kami dan terlindung oleh kubur serta pokok-pokok rimbun. Di dalam kepungan itu, anggota-anggota polis berkawal dengan senjata masing-masing.
Nasib saya memang baik hari itu. Dua tiga orang daripada polis berkenaan adalah kenalan saya.
” Pssstt… Raie… Raie..Psstt,” saya memanggil , Raie yang perasan saya memanggilnya mengangkat tangan.
” Boleh aku tengok budak tu ?” saya bertanya sebaik saja dia datang ke arah saya.
” Mana boleh . Keluarga dia aja yang boleh,” jawabnya perlahan-lahan seperti berbisik. Sambil itu dia menjeling ke kiri dan kanan khuatir ada orang yang tahu.
” Sekejap aja. Bolehlah… “saya memujuk.
Alhamdulillah, setelah puas di pujuk dia mengalah. Tana berlengah, saya mengusup perlahan-lahan dan berjalan beriringan dengan Raie seolah-olah tidak melakukan apa-apa kesalahan. Namun demikian dada saya berdebar kencang. Pertama ,risau, takut di halau keluar. Kedua ; tidak sabar hendak melihat apa yang sedang berlaku kepada gadis berkenaan.
Selepas meredah kubur-kubur yang bertebaran, akhirnya saya sampai ke pusara yang di maksudkan. Di pinggir kubur itu berdiri dua tiga orang polis memerhatikan kedatangan saya.
Raie mendekati mereka dan berbisik-bisik. Mungkin dia merayu supaya saya tidak di halau. Alhamdulillah, saya lihat seorang polis yang berpangkat mengangguk-angguk. Raie terus memanggil saya lalu memuncungkan bibirnya ke arah sebuah kubur.
Bila di jenguk kedalam , dada saya serta-merta terasa sebak. Saya lihat gadis berkenaan sedang duduk di atas tanah kubur sambil menangis teresak-esak. Sebentar kemudian dia memegang tanah berhampiran lahad dan merintih ; “Emak… ampunkanlah Saida, Saida sedar, saida derhaka pada emak, Saida menyesal, Saida menyesal..”
Selepas mengesat air jernih yang terus berjejeran daripada mata yang bengkak, gadis tersebut menangis lagi memohon keampunan daripada arwah ibunya. ” Emak… lepaskanlah kaki saya ni. Ampunkan saya, lepaskan saya,” Di tarik-tariknya kaki yang melekat di tanah namun tidak berhasil juga.
Saya lihat bapa dan adik-beradiknya menangis, di pinggir kubur. Nyata mereka sendiri tidak tahu apa lagi yang hendak di buat untuk menyelamatkan gadis berkenaan.
” Sudahlah tu Saida… makanlah sikit nak ,” rayu bapanya sambil menghulurkan sepinggan nasi juga segelas air. Si gadis tersebut langsung tidak mengendahkan. Malah memandang ke atas pun tidak. Dia sebaliknya terus meratap meminta ampun daripada arwah ibunya.
Hampir menitis air mata saya melihat Saida . Tidak saya sangka , cerita datuk dan nenek tentang anak derhaka kini beralaku di depan mata.
Begitu besar kekuasaan Allah. Memang betullah kata para alim ulama, dosa menderhakai ibi bapa akan di balas ‘tunai’.
Malangnya saya tidak dapat lama di sana. Cuma 10 – 15 minit saja kerana Raie memberitahu, pegawainya mahu saya berbuat demikian. Mahu tidak mahu , terpaksalah saya meninggalkan kubur tersebut. Sambil berjalan kedengaran lagi Saida menangis dan meratap ” Ampunkan saya emak, ampunkan saya saya, Ya Allah, lepaskanlah kaki ku ini, aku bertaubat, aku insaf… “
Lantas saya menoleh buat kali terakhir. Saya lihat bapa Saida dan adik beradiknya sedang menarik tangan gadis itu untuk di bawa keluar, tapi seperti tadi, tidak berhasil. Seorang polis saya lihat mengesatkan air matanya.
Semakin lama semakin ramai orang berhimpun mengelilingi perkuburan itu. Beberapa kereta polis datang dan anggotanya berkawal di dalam kepungan lengkap dengan senjata masing-masing. Wartawan dan jurugambar berkerumun datang untuk membuat liputan tetapi tidak di benarkan . Mereka merayu bermacam-macam cara, namun demi kebaikan keluarga gadis , permintaan itu terpaksa di tolak.
Matahari kian terbenam, akhirnya tenggelam dan malam merangkak tiba. Saida masih begitu. Kaki terlekat di dalam kubur ibunya sementara dia tidak henti-henti meratap meminta keampunan. Saya pulang ke rumah dan malam itu tidak dapat melelapkan mata. Suara tangisannya yang saya terngiang-ngiang di telinga.
Saya di beritahu ,sejak siang, tidak ada secebis makanan mahupun minuman masuk ke tekaknya. Seleranya sudah mati. Bapa dan adik beradiknya masih tetap di sisi kubur membaca al-Quran, Yassin dan berdoa. Namun telah di sebutkan Allah, menderhaka terhadap ibu bapa adalah dosa yang sangat besar. Saida tetap tidak dapat di keluarkan.
Embun mula menitis. Saida kesejukan pula. Dengan selimut yang di beri oleh bapanya dia berkelubung. Namun dia tidak dapat tidur. Saida menangis dan merayu kepada Allah supaya mengampunkan dosanya.
Begitulah yang berlaku keesokannya. Orang ramai pula tidak susut mengerumuni perkuburan itu. Walaupun tidak dapat melihat gadis berkenaan tapi mereka puas jika dapat bersesak-sesak dan mendengar orang-orang bercerita.
Setelah empat atau lima hari terperangkap, akhirnya Saida meninggal dunia. Mungkin kerana terlalu lemah dan tidak tahan di bakar kepanasan matahari pada waktu siang dan kesejukan di malam hari. Mungkin juga kerana tidak makan dan minum. Atau mungkin juga kerana terlalu sedih sangat dengan apa yang di lakukannya.
Allah Maha Agung… sebaik Saida menghembuskan nafas terakhir, barulah tubuhnya dapat di keluarkan. Mayat gadis itu kemudian di sempurnakan seperti mayat-mayat lain.
Kuburnya kini di penuhi lalang. Di bawah redup daun kelapa yang melambai-lambai, tiada siapa tahu di situ bersemadi seorang gadis yang derhaka.
Maha suci Allah… moga2 kita tak jadi anak yg derhaka pd kedua mak ayah.

Sumber : mran3238

P/s ambil sebagai iktibar….